“Pemanfaatan Toples Plastik Bekas dan Atraktan Minyak Sereh
(Andropogan nardus L)
sebagai Perangkap Lalat Rumah Sederhana”
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Dalam
Sistem Kesehatan Nasional dan Rencana Pokok Program Reformasi di Bidang
Kesehatan telah digariskan bahwa tujuan reformasi kesehatan adalah tercapainya kemampuan hidup sehat bagi setiap
orang agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal sebagai
salah satu unsur kesepakatan umum dari tujuan nasional.
Masalah
umum yang dihadapi dalam bidang kesehatan adalah jumlah penduduk yang besar,
dan distribusi yang belum merata, tingkat pendidikan dan sosial ekonomi
masyarakat yang masih rendah, serta kesehatan lingkungan yang belum memadai.
Kesehatan
lingkungan meliputi penyehatan air dan udara, pengamanan limbah padat, limbah
gas, radiasi dan kebisingan, pengendalian vektor penyakit, dan penyehatan atau
pengamanan lainnya ( UU RI No. 23 Tahun 1992). Salah satu serangga yang
berhubungan erat dengan kehidupan manusia dan berperan sebagai penular penyakit
( vektor) adalah lalat.
Ada
banyak jenis lalat tetapi yang paling banyak merugikan manusia adalah lalat
rumah (Musca domestica), lalat hijau ( Lucilia seretica), lalat
biru (Calliphora vornituria), dan lalat latrine (Fannia canicularis).
Dari beberapa jenis ini lalat rumah paling dikenal sejak lama sebagai pembawa
penyakit dan tersebar di berbagai penjuru dunia.
Lalat
dari genus Musca yaitu lalat rumah (Musca domestica) biasa berada di
lingkungan permukiman penduduk. Keberadaan lalat rumah sangat meresahkan
penduduk karena diketahui lalat rumah mampu menjadi penyebab penularan lebih
dari 30 penyakit secara mekanis, diantaranya adalah kolera, disentri, basiler,
disentri amoebik, tuberkulosis, tetanus, antraks, lepra, pes bubonik,
frambusia, konjungtivitis, trakoma, erisipelas, gonore, septikemi, abses, dan
gangren dan lain- lain ( Tamboada, 1967). Lalat rumah juga telah diteliti mampu
membawa dan menyebarkan virus Avian Influenza (AI) atau virus flu burung
ke dalam tubuh manusia (Wasito, 2005).
Peranan
lalat rumah dalam penularan penyakit serta kemampuan lalat rumah untuk
berkembang biak dengan cepat dan dalam jumlah yang banyak perlu dilakukan upaya
pencegahan, diantaranya dengan upaya pengendalian dan pemberantasan.
Pengendalian dan pemberantasan lalat dapat dilakukan secara langsung dengan
cara fisik, kimia dan biologi. Cara pemberantasan lalat dewasa sejauh ini dilakukan
dengan memasang perekat lalat, menggunakan umpan, dengan atraktan, penyemprotan
insectisida, tindakan mekanis maupun perlindungan ( screening) ( Depkes
RI Dirjen PPM dan PLP, 1089). Penggunaan atraktan dalam perangkap lalat
merupakan salah satu cara yang mudah dan praktis serta tidak mencemari
lingkungan. Atraktan dibuat agar baunya dapat menarik perhatian lalat rumah.
Hal ini karena lalat rumah mempunyai alat penciuman sensitif dan lalat rumah
menyukai makanan yang mengandung gula (manis) (Iskandar, 1985).
Salah
satu bentuk perangkap lalat rumah dapat terbuat dari toples plastik bekas yang
sudah tidak digunakan lagi. Toples plastik yang sudah tidak dipakai awalnya
menjadi sampah, namun ternyata dapat digunakan sebagai perangkap lalat rumah
yang bermanfaat. Perangkap ini menggunakan atraktan metil eugenol minyak
sereh (Andropogan nardus L) yang diteteskan pada kapas kemudian digantung
didalam toples plastik kedua yang diletakkan untuk menutup toples plastik bekas
pertama. Cara ini efektif dalam mengurangi populasi serta membatasi masuk dan
berkembangnya lalat rumah di suatu areal. Namun atraktan sintentik tersebut
hanya mampu menarik lalat jantan, karena bersifat paraferomon (seks feromon)
yaitu senyawa yang aromanya sama dengan feromon yang dihasilkan oleh serangga
betina sehingga menarik jantan untuk datang, sementara penyebab penyakit pada
manusia tidak hanya lalat jantan, namun juga lalat betina. Walaupun hanya lalat
jantan saja yang mampu terperangkap, namun perangkap ini didesain supaya lalat
jantan tersebut tidak langsung mati,
sehingga dapat menarik lalat betina untuk masuk ke dalam perangkap. Sehingga,
pada akhirnya lalat jantan dan lalat betinapun semuanya akan terperangkap juga.
Salah
satu bahan nabati yang bersifat atraktan terhadap lalat adalah sereh (Andropogan
nardus L). Hasil penelitian yang dilakukan di Laboratorium Hama Dan
Penyakit Tumbuhan Universitas Hasanuddin, menunjukkan bahwa minyak sereh
bersifat atraktan terhadap lalat buah jantan (Zulfitriany, 2000), dan mampu
diaplikasikan juga untuk lalat rumah.
Berdasarkan
hal tersebut perlu kiranya dilakukan pengujian lebih lanjut mengenai atraktan
sereh ( Andropogan nardus L) dalam perangkap toples plastik bekas terhadap
banyaknya lalat rumah yang terperangkap, baik jantan maupun betina.
B.
Tujuan
- Tujuan
Umum
Diketahuinya manfaat toples plastik bekas
dan atraktan minyak sereh (Andropogan
nardus L) sebagai perangkap lalat rumah sederhana terhadap banyaknya jumlah
lalat yang terperangkap.
- Tujuan
Khusus
a.
Dihasilkannya
perangkap lalat rumah sederhana yang terbuat dari toples plastik bekas yang
sudah tidak digunakan lagi.
b.
Diketahuinya
efektivitas daya tarik atraktan minyak sereh (Andropogan nardus L)
terhadap jumlah lalat rumah yang terperangkap.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Lalat
Rumah (Musca domestica)
Musca domestica adalah lalat rumah yang banyak
dijumpai di tempat- tempat kotor seperti sampah, kotoran manusia, dan
sebagainya ( Blondine, 2000). Lalat rumah mempunyai banyak ciri khas yang
membedakannya dengan serangga yang lain diantaranya:
1.
1.
Taksonomi Lalat Rumah, antara lain (Iskandar, 1985):
Philum :
Arthropoda
Class :
Insecta
Ordo :
Diphtera
Sub Ordo :
Cyclorrapha
Famili :
Muscidae
Genus :
Musca
Species :
Musca domestica
2.
2.
Morfologi Lalat Rumah
Tubuh lalat rumah ( Musca
domestica) terbagi menjadi 3 bagian yaitu kepala, bagian tengah (thoraks)
dan abdomen. Kepala lalat rumah terdapat 2 mata coklat yang besar dan
setiap mata terbuat dari ribuan lensa. Kedua mata ini disebut mata majemuk.
Lalat rumah juga mempunyai mulut
berbentuk tabung yang digunakan untuk menyedot cairan. Pada bagian belakang terdapat
2 sayap transparan yang dimiliki lalat rumah, terdapat 2 kenop kecil yang
membantu lalat rumah menyeimbangkan dirinya ketika terbang. Dadanya bergaris
dan mempunyai 3 pasang kaki yang melekat pada tubuhnya. Kakinya terbagi menjadi
5 bagian yang berakhir dengan telapak kaki. Lalat rumah berjalan berjingkat
pada 2 cakar yang melekat pada bagian bawah kakinya. Bantalan lengket di bawah
cakarnya membuat lalat rumah dapat berjalan terbalik di langit- langit atau
dimana saja dengan mudah. Bantalan lengket dan bulu- bulu pada kaki lalat rumah
juga dapat menjadi pembawa kuman penyakit ( Tarumingkeng, 2001).
Penetapan jenis kelamin, jantan dan
betina atas dasar tipe mata dan profil ujung abdomen. Lalat rumah jantan
bertipe mata holoptik ( letak antar mata berdekatan) dan ujung abdomen
meruncing, sedangkan yang betina bertipe mata dikoptik ( letak antar mata jauh)
dan ujung abdomen membulat ( Mardihusodo, 1987).
3.
3.
Siklus Hidup Lalat Rumah
Lalat rumah mengalami metamorfosis
sempurna. Siklus hidup lalat rumah dibagi menjadi 4 ( empat ) stadium ( telur –
larva – pupa - lalat rumah dewasa).
a.
Stadium
Pertama ( Stadium Telur )
Stadium ini lamanya antara 8- 16 jam. Suhu
dapat mempengaruhi lamanya pada stadium ini. Pada suhu rendah di bawah 12- 13 oC telur tersebut tidak akan menetas.
Telur lalat rumah berbentuk lonjong berwarna putih dengan ukuran kurang lebih 1
mm panjangnya. Lalat rumah betina umumnya telah dapat menghasilkan telur pada
usia 4- 8 hari dengan 75- 150 butir telur sekali bertelur. Semasa hidupnya seekor
lalat rumah dapat bertelur 5- 6 kali.
b.
Stadium
Kedua ( Stadium Larva )
Larva ini berbentuk bulat panjang dengan warna
putih kekuning- kuningan, mempunyai segmen sebanyak 13 dan panjang kurang lebih
8 mm. Larva ini selalu bergerak dan makan dari bahan- bahan organik yang
terdapat di sekitarnya. Pada tingkat terakhir larva berpisah ke tempat yang
kering dan sejuk untuk berubah menjadi kepompong. Lamanya stadium 2 2-8 hari
atau 2- 5 hari tergantung dari temperatur setempat. Larva ini mulai terbunuh dengan
temperatur 73 OC.
c.
Stadium
Ketiga ( Stadium Pupa )
Stadium ini mulai dari perubahan bentuk larva
menjadi kepompong yang berwarna coklat tua dengan panjang 12- 13 mm dan tidak
bergerak. Phase ini berlangsung pada musim panas dalam waktu 3- 7 hari pada
temperatur 30- 35 OC.
Stadium ini kurang banyak bergerak atau bahkan tidak bergerak sama sekali.
Kepompong atau pupa mempunyai kerangka luar yang keras disebut chitine.
d. Stadium
Keempat ( Stadium Dewasa)
Stadium ini dimulai dengan keluarnya lalat muda
yang sudah dapat terbang antara 450- 500 meter. Lalat rumah muda akan menjadi
dewasa setelah satu hari dengan panjang kurang lebih seperempat inchi dan
mempunyai 4 garis yang agak gelap hitam dipunggungnya.
- Hubungan
Lalat Dengan Kesehatan
Hampir semua bagian tubuh lalat
Musca domestica dapat berperan sebagai alat penyebar penyakit yaitu tubuh,
muntahan, faecesnya, kaki yang terdapat bulu- bulu halus dan mengandung
perekat sehingga benda- benda kecil dapat merekat. Gangguan lalat pada manusia
( Ditjen PPM dan PLP 1992):
a.
Menimbulkan
gangguan estetika
b.
Lalat
menimbulkan penyakit pada manusia
c.
Menularkan
penyakit secara mekanis
Penularan penyakit ke korban baru
oleh lalat yaitu dengan cara menusukkan probosis yang mengandung kuman- kuman
penyakit patogen ke kulit korban kemudian lalat tersebut menyuntikkan ke dalam
luka yang mengandung zat koagulasi darah sehingga darah tidak mengental dan
menyumbat probosis yang sempit, kemudian lalat tersebut terbang dan menusukkan
probosisnya tersebut ke kulit baru ( Ditjen PPM dan PLP 1992).
B.
Pengendalian
dan Pemberantasan Lalat
1.
Tindakan
pengendalian lalat dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut (Iskandar,
1985):
a.
Usaha
perbaikan lingkungan terutama melalui tempat pembuangan sampah yang memenuhi
syarat kesehatan. Usaha ini bertujuan untuk mencegah adanya sarang lalat.
b.
Usaha
pengendalian secara biologis
Usaha ini dilakukan dengan cara
sterilisasi terhadap lalat jantan, dengan tujuan bila lalat tersebut mengadakan
perkawinan akan dihasilkan telur yang steril. Cara ini hanya dapat dilakukan di
laboratorium.
c.
Usaha pengendalian dengan menggunakan racun serangga ( pengendalian serangga
dengan insektisida ).
2.
Tindakan
Pemberantasan Lalat
Tujuan dari pemberantasan lalat adalah
menurunkan kepadatan lalat dengan atau menggunakan racun serangga, dalam rangka
mencegah penyakit yang ditularkan oleh lalat. Adapun tindakan pemberantasan
lalat ini caranya ada yang ditujukan terhadap larva lalat dan lalat dewasa
serta perbaikan lingkungan untuk mengurangi tempat - tempat potensial sebagai
perindukan, dalam memberantasnya dengan menggunakan racun serangga.
a.
Terhadap
larva lalat
Perbaikan lingkungan untuk
mengurangi tempat yang potensial sebagai tempat perindukkan:
1)
Sampah
dapur ditampung pada tempat sampah yang baik, tertutup, mudah dibersihkan, dan
mudah dibuang.
2)
Pengangkutan
sampah dilakukan setiap hari.
3)
Untuk
tempat buangan kotoran, digunakan kakus/ WC dan selalu dalam keadaan bersih.
4)
Kotoran
ternak harus jauh dari tempat tinggal manusia.
5)
Penggunaan
racun serangga sebagai larvasida.
6)
Sampah
sebagai bahan organik yang lembab dapat menjadi tempat perindukan lalat hingga
banyak terdapat larva didalamnya. Penggunaan larvasida untuk membunuh larva
dilakukan dengan cara penyemprotan emulsi yang ditujukan pada sampah organik
atau kotoran hingga membasahi seluruh media.
b.
Terhadap
lalat dewasa
1)
Penyemprotan
residu insektisida
Hal ini dilakukan terhadap
permukaan bahan/ tempat yang menjadi tempat hinggap, tempat makan atau tempat
istirahat lalat, terutama pada tempat hinggap malam hari, sehingga memungkinkan
kontak antara lalat dengan insektisida cukup lama.
2)
Umpan/
Poison Bite
Umpan yang diberikan harus
memberi bau yang menarik bagi lalat. Umpan yang kering dapat dicampur dengan
1-2% insektisida, sedangkan umpan basah hanya perlu 0,1 – 1% insektisida.
3)
Untuk
pemakaian dalam ruang
Dapat menggunakan kertas/
tali yang telah di beri lapisan insektisida dan digunakan pada langit- langit
atau pada dinding.
4)
Tindakan
mekanis
Tindakan ini merupakan
tindakan pelengkap yang kurang memberikan hasil baik. Tindakan ini antara lain:
memukul, menjaring, dan lain- lain.
5)
Tindakan
perlindungan ( Screening )
Tindakan
ini tidak dapat mengurangi jumlah lalat akan tetapi sangat penting karena dapat
mencegah lalat yang hinggap pada makanan/ minuman.
6)
Pengendalian
dengan memakai perangkap dengan menggunakan atraktan/ penarik
C.
Tanaman
Sereh ( Andropogan nardus L )
1.
Klasifikasi
( Syamsuhidayat)
Divisio : Spermathopytha
Sub Divisio : Angiospermae
Kelas : Monocotyledonae
Bangsa : Poales
Suku : Graminae
Marga : Andropogan
Species : Andropogan nardus L
2.
Diskripsi
Tanaman Sereh ( Andropogan nardus L)
Sereh merupakan tumbuhan herba menahun
dan merupakan jenis rerumputan dengan tinggi antara 50 – 100 cm, daun tunggal
berjumpai, panjang sekitar 1 meter, lebar 1,5 cm, tepi kasar dan tajam, tulang
daun sejajar, permukaan atas berkayu, beruas- ruas pendek dan berwarna putih.
Buah pipih berwarna putih kekuningan. Biji bulat panjang berwarna coklat. Akar
serabut dan perbanyakan tunas atau anakan.
3.
Kandungan
Tanaman Sereh ( Andropogan nardus l )
Serai mengandung senyawa padat yang
mempunyai bau khas. Tanaman serai juga mengandung zat- zat seperti geraniel,
metal heptenon, terpenterpen, terpon alkohol, asam- asam organik dan terutama
sitro nelal. Zat sitro nelal mempunyai:
Titik
didih : 205- 206OC ( pada 1 atm )
Padatan : 0,847- 0,850 gr/ cc
Indeks
bias : 1,4430 ( 20 ˚C)
Pada temperatur kamar berbentuk cairan
agak kekuning- kuningan, mudah menguap sedikit larut dalam alkohol, ester, aceton,
dan berbau harum.
4.
Atraktan
Minyak Sereh ( Andropogan nardus L)
Menurut Gionar (1996) hasil pengujian
yang telah dilakukan dengan menggunakan atraktan metil eugenol yang
diteteskan pada kapas dalam perangkap memberikan hasil yang baik sebagai
atraktan terhadap lalat buah jantan yang dapat diaplikasikan untuk lalat rumah.
Salah satu bahan nabati yang bersifat
atraktan terhadap lalat adalah sereh wangi (Andropogan nardus L). Hasil
penelitian yang dilakukan di Laboratorium Hama Dan Penyakit Tumbuhan
Universitas Hasanuddin, menunjukkan bahwa minyak sereh bersifat atraktan
terhadap lalat buah baik jantan maupun betina (Zulfitriany, 2000) dan mampu
diaplikasikan juga untuk lalat rumah. Karena sereh adalah sejenis tumbuhan yang
daunnya biasanya disuling sehingga menghasilkan minyak atsiri sebagai bahan
pembuatan atraktan/ penarik lalat buah yang dapat diaplikasikan untuk lalat
rumah. Menurut Sylvia (2002), di lapangan konsentrasi 20- 50% dari minyak sereh
efektif menarik lalat rumah jantan.
BAB III
PELAKSANAAN REKAYASA
A.
Persiapan Alat dan Bahan
1. Alat
a.
Gunting
b.
Besi
silinder diameter 1 cm
2. Bahan
a.
Toples
plastik bekas
b.
Corong
plastik
c.
Tali Senar
d.
Kapas
e.
Lem
castol
f.
Korek
api
g.
Atraktan
minyak sereh
h. Pilox
B. Cara Pembuatan
1. Siapkan sebuah toples plastik bekas yang
berpenutup.
2. Toples plastik diberi lubang pada salah
satu sisinya, dengan menggunakan besi yang dipanaskan. Kemudia toples
tersebut kemudian di cat dengan menggunakan pilox berwarna hitam dop.
3. Corong
plastik dicat dengan menggunakan pilox warna merah. Setelah kering, pasang corong di lubang tersebut dengan
menggunakan lem castol.
4. Pasang
kapas yang sudah ditetesi 5
tetes metil eugenol atraktan minyak sereh (Andropogan nardus L) ke dalam
perangkap setengah jadi, dengan cara digantung dengan menggunakan tali senar.
5. Toples
yang sudah jadi tersebut kemudian ditutup dengan menggunakan tutupnya.
6. Perangkap
lalat rumah sederhana sudah jadi
7. Letakkan
perangkap tersebut pada meja makan ataupun tempet-tempat yang potensial
terdapat lalat rumah.
C.
Gambar
Desaign
Tali Senar
Toples Plastik Bekas
Kapas yg ditetesi atraktan minyak
sereh
Corong
plastik
Gambar 1. Perangkap Lalat rumah sederhana
tampak
samping
(Skala 1: 2)
D.
Rencana
Anggaran Biaya (RAB)
No.
|
Jenis
Kebutuhan
|
Harga/
Satuan
(Rp.)
|
Jumlah
Kebutuhan
|
Biaya
(Rp.)
|
|
Alat
a. Gunting
b. Besi
Bahan
a.
Toples
plastik
b.
Corong
Plastik
c.Tali Senar
d.
Kapas
e.
Lem
Castol
f. Korek api
g.
Atraktan
minyak sereh
h.
Pilox
|
3.000
5.000
3.000
3.000
1.000
500
3.000
1.500
5.000
20.000
|
1
1
1
1
1
1
1
1
1
2
|
3.000
5.000
3.000
3.000
1.000
500
3.000
1.500
5.000
40.000
|
Total
Pengeluaran
|
65.000
|
BAB IV
PELAKSANAAN
REKAYASA
A.
Uji
Fungsi
Perangkap lalat rumah yang terbuat
dari toples plastik bekas dan atraktan minyak sereh ( Andropogan nardus L)
ini, diuji fungsi dengan cara:
1.
Setelah
perangkap siap pasang, maka perangkap diletakkan di tempat- tempat yang
potensial terdapat lalat rumah. Misalnya, di meja makan.
2.
Pastikan
perangkap terpasang dengan baik.
3.
Diamkan
perangkap tersebut sampai 6 ( enam ) hari, karena atraktan hanya mampu bertahan
selama 6 hari.
4.
Melakukan
penghitungan terhadap jumlah lalat yang terperangkap setiap harinya.
5.
Melakukan
penggantian kapas baru yang ditetesi atraktan setelah 6 hari.
6.
Pasang
kembali perangkap lalat baru di tempat yang sama.
B.
Hasil
Rekayasa
1.
Hasil
Alat
Perangkap lalat rumah
sederhana yang terbuat dari toples plastik bekas dan atraktan minyak sereh ( Andropogan nardus L).
2.
Hasil
Efektivitas Alat
Berdasarkan uji fungsi
yang dilakukan pada tanggal 3 Desember - 9 Desember 2008 dengan memasang 1 buah
perangkap lalat sederhana ini di bawah meja makan maka setelah diadakan
penghitungan jumlah lalat didapatkan hasil sbb:
Hari 1 : Terperangkap 6 ekor lalat
Hari 2 : Terperangkap 6 ekor lalat
Hari 3 : Terperangkap 5 ekor lalat
Hari 4 : Terperangkap 4 ekor lalat
Hari 5 : Terperangkap 5 ekor lalat
Hari
6 : Terperangkap 3 ekor lalat
Jadi,
jumlah lalat rumah yang terperangkap selama 6 hari terhitung dari tanggal 3
sampai tanggal 9 desember 2008 adalah 28 ekor.
Dari
hasil yang diperoleh ternyata alat kurang optimal dalam memerangkapkan lalat
rumah, kemungkinan diakibatkan oleh meja makan tempat yang digunakan untuk
meletakkan perangkap, kurang sering didatangi lalat rumah, padahal meja makan
sangat potensial terhadap keberadaan lalat tersebut.
BAB V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1.
Toples
plastik bekas dan atraktan minyak sereh ( Andropogan nardus L) dapat
digunakan sebagai perangkap lalat rumah sederhana, aman dari
jangkauan anak-anak dan tidak mengganggu nilai estetika.
2.
Sedangkan
atraktan minyak sereh ( Andropogan nardus L) selain mampu menarik lalat
buah juga terbukti dapat menarik lalat
rumah juga.
B.
Saran
Untuk
penelitian berikutnya, diharapkan ada yang membuat perangkap lalat yang lebih efektif
lagi dalam memerangkapkan
sejumlah lalat rumah. Misalnya dengan merubah bentuk, jenis atraktan, jenis umpan,
maupun penambahan jumlah jalan masuk lalat rumah tersebut. Ataupun penelitian
lanjutan dari perangkap ini, misalnya dengan efektivitas perangkap dilihat dari
jumlah lalat rumah jantan maupun jumlah
lalat rumah betina yang terperangkap.
DAFTAR PUSTAKA
Blondine
Ch.P, Uji Efikasi Strain local Bacillus thuringensis serotype 3,10 dan 11
terhadap larva Musca domestica, Media penelitian dan pengembangan kesehatan,
Vol.IX no.4/ 2000 DepKes RI Jakarta
Direktorat
Jendral PPM dan PLP. Petunjuk Pengukuran Tingkat Kepadatan Lalat. ( Jakarta,
DepKes RI, 1987)
Gionar, Y.R. 1996. Studi Pendahuluan Pengendalian Lalat
Buah dengan Menggunakan Kombinasi Atraktan Metil Eugenol. Jurnal Pemanfaatan
Bahan Alami dalam Upaya Pengendalian Populasi Organisme Pengganggu Tanaman PAU
Ilmu Hayati- ITB, Bandung. Hal 3- 6
Iskandar
Adang,dkk. 1985. Pemberantasan Serangga dan Binatang Pengganggu. Jakarta: Pusat
Pendidikan Tenaga Kesehatan Departemen Kesehatan RI
Zulfitriany, D.M. 2000. Pengujian Minyak Sereh dan
Komponen Utamanya ( Geraniol dan Stronella) sebagai Atraktan terhadap Dacus
Dorsalis ( Diptera, Tephritidae). Skripsi. Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan
Fakultas Pertanian dan Kehutanan. Universitas Hasanuddin Makasar
www. Google.com
halo mbak, boleh tanya gak selain metil eugenol apa lagi ya antraktan yg bisa dibikin sendiri, makasih
BalasHapus